Thursday, April 28, 2016

MAKALAH PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI


MAKALAH
PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI

Di ajukan untuk memenuhi sebagian tugas  individu
Matakuliah Ilmu kalam
Dosen pengampu Amirul mu’minin M.Ag


Di susunoleh:
Masrukhin




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY
BABAKAN CIWARINGIN CIREBON 2016 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat  Allah SWT. Yang maha pengasih dan maha penyayang,maha pengampun serta maha penerima taubat bagi hamba-hambaNya yang mau bertaubat dan memohon ampunan-Nya.
Sholawat dan salam semoga di limpahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menunjukan kita ke jalan yang lurus yang di ridhoi Allah SwT.

Berkat rahmat dan hidayah-Nya serta Inayah-Nya pulalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini ,sebagai tugas dari Sekolah Tinggi Agama islam Ma’had Aly , pada mata kuliah Pembelajaran  Tafsir Tarbawi  dengan tema “PEMIKIRAN MUSTAFA KAMAL TURKI” dapat dirampungkan dan di sajikan seperti sekarang ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
            Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Amin yaa robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb


                                                                                                               Cirebon,   februari  2016

                                                                                                                                                    
                                                                                                                         Penyusun 



i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………….…….....ii
BabI 
Pendahuluan
A.     LatarBelakang………………………………………………….….…....1
B.      RumusanMasalah……………………………………………….………1
C.      TujuanMasalah………………………………………………….….……1
BabII
Pembahasan
A.      Pengertian Sekulerisme ………………………….………………...….....2
B.      Keadaan Turki pra Sekulerisme …………….……………………….…..2
C.      Biografi Mustafa Kemal ……..…………….……………………………2
D.      Politik Mustafa Kemal …………………….…..……………………...…3
E.       Sekularisme Mustafa Kemal di Turki ….………………..……………....5
F.       Dampak sekuralisme Turki……….…………………………………….. 6
G.      Evaluasi sekuralisme di Turki….….……………………………………..7
BabIII
Penutup
A.      Kesimpulan………………………………………………………..…….8
B.      Saran……………………………………………………………….……8
DaftarPustaka



ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemikiran modern atau pembaharuan dalam Islam mengandung transformasi nilai yang mesti berubah bahkan adakalanya diperlukan perombakan- perombakan terhadap struktur atau tatanan yang sudah ada dan dianggap baku, sedangkan nilai- nilai tersebut tidak mempunyai akar yang kuat berdasarkan sumber- sumber pokoknya Al Quran dan Al Hadist.
Ada beberapa tokoh yang berperan penting dalam upaya pembaharuan dalam Islam, antara lain Tanzimat, Turki Muda, Zia Gokalp, Tawfik Fikert, dan juga Mustafa Kemal Ar Taturk. Mustafa Kemal mempunyai peran yang paling penting di banding yang lain. Pemahaman dia mengenai sekulerisme di sini merupakan perpaduan yang amat kreatif terhadap ide- ide yang lainnya. Keislaman dan nasionalisme mengambil pengejawantahan baru dalam idenya Mustafa Kemal. Sosok modernis yang belakang disebut memang cerdas dalam membaur kepentingan yang berbeda. Dengan keberanian sekularisasinya, kemal berhasil cemerlang menapaki kekuasaan politik dan intelektual.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
      1.      Apa yang dimaksud dengan sekulerisme?
      2.      Bagaimana keadaan Turki Usmani pra Sekulerisme?
      3.      Siapakah Mustafa Kemal Attaturk?
      4.      Bagaimanakah pandangan politik Mustafa Kemal?
      5.      Bagaimanakah Sekulerisme Mustafa kemal?
      6.       Apa saja dampak sekulerisme di Turki?
      7.      Bagaimana evaluasi sekulerisme di Turki?
C.    Tujuan Makalah
      1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan sekulerisme
      2.      Mengetahui keadaan Turki Usmani pra Sekulerisme
      3.      Mengetahui siapa Mustafa Kemal Attaturk
      4.      Mengetahui pandangan politik Mustafa Kemal
      5.      Mengetahui Sekulerisme Mustafa kemal
      6.       Mengetahui dampak sekulerisme di Turki
      7.      Mengetahui evaluasi sekulerisme di Turki



1


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sekulerisme
Dalam “sejarah dan kebudayaan Islam imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai berikut, bahwa tidak ada campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam bentuk apapun atau agama ( Mazhab agama ) seseorang itu tidak boleh menjadi perintang untuk memperoleh hak kemanusiaannya.
Sedangkan sekularisasi menurut Muhammad Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan kompetisi untuk menguasai kebenaran atau mencapai kebenaran. Menurut beliau adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu sikap yang berupaya menjadi terbuka dan bebas sampai sejauh mungkin, atau sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya syarat - syarat politis dan social, tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan dan teknik yang mendominasi dalam suatu masa dan tempat.
Akan tetapi menurut Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler yang populerlah yang digalakkan di Turki pada masa Mustafa Kemal.        
B.     Keadaan Turki pra Sekulerisme
Kerajaan Usmani di bawah kebijaksanaan Pemerintah Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan penjelmaan Turki Muda membawa Kerajaan Usmani (Turki) terjerat dalam Perang Dunia I. Pemerintahan yang pro Barat ini memilih dan memihak Jerman sebagai sekutunya.
Dalam perang tersebut, Jerman adalah pihak yang menderita kalah. Kekalahan Jerman sebagai sekutu Turki pada Perang Dunia I menyudutkan pemerintahan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan di Turki pada pilihan yang sulit. Karena peristiwa dalam negeri Turki akhirnya Kabinet Turki Muda mengundurkan diri dan selanjutnya dibentuklah kabinet baru yang dipimpin Ahmed Izzet Pasya.
Para pemuka kabinet yang mengundurkan diri seperti Talut Pasya, Enver Pasya dan Jamel Pasya lari ke Eropa. Kemudian kabinet yang baru mengadakan perjanjian dengan pihak yang menang dalam perang yakni Inggris, Prancis dan Amerika.
Dengan demikian, kehadiran tentara sekutu tidak dapat ditolak, hingga menduduki bagian-bagian tertentu dalam kota Istambul.  Kemudian pada tanggal 15 Mei 1919 datang kapal-kapal perang Inggris ,Prancis dan Amerika yang diboncengi oleh tentara Yunani.
C.    Biografi Mustafa Kemal
Mustafa Kemal, seorang pemimpin Turki baru, yang menyelamatkan Kerajaan Usmani dari kehancuran total dan bangsa Turki dari penjajahan Eropa. Ia adalah pencipta Turki modern dan atas jasanya ia mendapat  gelar Attaturk (Bapak Turki).  Ia lahir di Salonika pada tahun 1881, orang tuanya Ali Riza bekerja sebagai pegawai biasa di salah satu Kantor Pemerintah di kota itu.  Ibunya bernama Zubeyde, seorang wanita yang perasaan keagamaanya sangat dalam.
Tatkala dipindahkan ke suatu desa di lereng gunung Olimpus, Ali Riza berhenti dari pekerjaanya sebagai pegawai Pemerintah dan membuka lapangan perdagangan kayu.  Di daerah itu memang banyak terdapat kayu.  Tetapi dagangannya banyak diganggu oleh kaum perampok yang berkeliaran di daerah itu. Ia pindah ke perusahaan lain tapi gagal.  Dalam keadaan susah, ia ditimpa penyakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia.
Pada permulaan masa belajarnya, atas desakan ibunya, ia dimasukkan ke madrasah, tetapi karena tidak senang belajar di sana, ia selalu melawan guru. Ia kemudian dimasukkan orang tuanya ke sekolah dasar modern di Salonika. Selanjutnya, ia memasuki Sekolah Militer Menengah atas usahanya sendiri.  Dalam usia empat belas tahun, ia tamat dari sekolah ini dan meneruskan pelajaran pada Sekolah Latihan Militer di Monastiri.  Pada tahun 1899,



2
 setelah menyelesaikan pelajaran di Sekolah Latihan Militer, ia memasuki Sekolah Tinggi Militer di Istambul.  Ijazahnya ia peroleh enam tahun kemudian dan ia mendapat pangkat kapten.
Ketika belajar, Mustafa Kemal sudah mengenal politik melalui temannya yang bernama Ali Fethi.  Dialah yang mendorongya untuk memperkuat dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Perancis sehingga ia dapat membaca karangan filosof-filosof Perancis seperti Rousseau, Voltaire, Ausguste Comte, Montesquie dan lain-lan.  Di samping itu , sejarah dan sastra juga menarik perhatiannya.
Tatkala Mustafa Kemal belajar di Istambul, terjadi penolakan terhadap kekuasaan Sultan yang absolut, yakni sultan Abdul Hamid.  Pada saat itu, Perkumpulan rahasia dari berbagai kalangan masyarakat terbentuk. Mustafa beserta teman-temannya dari kalangan  sekolah membentuk suatu komite rahasia dengan menerbitkan surat kabar yang ikut mendukung kritikan terhadap pemerintah absolut Sultan.
D.    Politik Mustafa Kemal
Setelah selesai belajar, ia terjun dalam bidang politik.  Dari kegiatan politik yang ia lakukan menjadikan Mustafa bersama teman teman seperjuangan ditangkap dan selanjutnya dimasukkan ke dalam penjara selama beberapa bulan.  Setelah itu, ia bersama teman-temannya diasingkan ke luar Istambul. Mustafa Kemal dan Ali Fuat dibuang Ke Suriah.
Selama masa pembuangan, ia tidak melepaskan kegiatan politik dan sering mengadakan pertemuan dengan para pemuka yang dibuang ke negeri ini.
Pada tahun 1906 terbentuklah perkumpulan vaton(tanah Air).  Mustafa Kemal menjabat sebagai perwira sehingga dapat berkunjung ke kota-kota lain.  Untuk membentuk cabang-cabang di daerah lain, seperti Yaffa, Yerussalem dan Bairut, ia tidak terlalu mengalami kesulitan, seingga ia menemukan daerah yang strategis, yakni di Salonika.
Cuti sakitnya yang diperolehnya, ia gunakan untuk mengunjungi kota kelahirannya. Kesempatan itu juga tidak disia-siakan untuk membentuk cabang dari perkumpulan yang didirikan di Damsyik. Hanya saja nama cabang di daerah kelahirannya diubah menjadi varon ve Hurriyet (tanah air dan Kemerdekaan).
Selanjutnya pada tahun 1907 Mustafa Kemal dipindahkan ke Salinika untuk bekerja sebagai staf umum.  Di daerah ini, perkumpulan Persatuan dan Kemajuan telah terbentuk sekaligus merupakan pusat perkumpulan persatuan dan kemajuan.  Perkumpuan Persatuan dan Kemajuan mempunyai pengaruh yang lebih besar di bandingkan perkumpulan vaton ve Hurriyet. Dengan berbagai pertimbangan, Mustafa turut menggabungkan diri dalam gerakan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan.  Saat itu ia tidak memegang peranan yang berarti karena belum dapat menandingi para seniornya seperti Enver, Talet dan Jewal.
Pada saat dilangsungkannya konferensi Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan yang diadakan di Salonika, ia diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya,  Mustafa memberi isyarat tetang bergabungnya partai dan tentara menjadi satu dalam perkumpulan tersebut.  Mustafa mempunyai pandangan bahwa: Penggabungan tersebut tidak menguntungkan dalam suatu perjuangan.  Agar negara dan Konstitusi dapat dipertahankan, diperlukan tentara yang kuat di satu pihak dan partai yang kuat di pihak lain. Perwira yang harus tunduk kepada kepala dapat menjadi prajurit yan tidak baik dan sekaligus juga politikus yang tidak baik.  Ia akan mengabaikan kewajiban-kewajiban militernya sehingga mempermudah musuh mengadakan gerakan perlawanan seperti yang diadakan oleh Sultan Abdul Hamid. Dalam pada itu, hubungannya dengan rakya terputus dan terjadilah kekacauan politik seingga timbullah perasaan tidak senang di kalangan rakyat.  Perwira diberi altenatif memilih, tinggal dalam partai dan keluar dari tentara atau tinggal dalam tentara dan keluar dari partai.  Selanjutnya harus dikeluarkan undang-undang yang melarang perwira menjadi anggota partai. Pendapatnya ini kurang mendapat sambutan dari konferensi.




3
Mustafa Kemal dan Ali Fathi tidak sependapat dengan politik yang dilakukan oleh Ever, Talet dan Jemal. Tanpa segan, Mustafa, dan Ali mengeluarkan kritik terhadap tiga pemimpin tersebut.  Selanjutnya pada tahun 1913 Ali dibuang ke Sofa sebagai Duta, sedangkan Mustafa ikut sebagai Atase Milliter.
 Dari situlah Mustafa berkenalan langsung dengan peradaban Barat yang menarik perhatiannya, terutama pemerintah parlementer.
Tatkala pecah Perang Dunia I, Mustafa ditarik kembali menjadi Panglima Militer Devisi 19.  Dalam medan pertempuran, ia mampu menunjukkkan keberanian dan kecakapannya di daerah Gallipo dan daerah perbatasan Kaukakus. Karena kemampuan dan kecakapannya dalam medan pertempuran, ia dinaikkan pangkatnya dari kolonel menjadi Jenderal. Mustafa juga menerima gelar Pasya. Hubungannya dengan para pemimpin Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan, tetap kurang lancar. Mustafa menyalahkan politk Enver Pasya dan kawan kawannya yang melibatkan Kerajaaan Usmani dalam kancah Perang Dunia I.  Ia pun mengundurkan idri dari perkumpulan tersebut.
Selesai Perang Dunia I, Mustafa diangkat menjadi Panglima dari semua pasukan yang ada di Turki.  Ia ditugaskan untuk membebaskan daerah-daerah yang telah jatuh ke tanggan sekutu, seperti Izmir dan Smyrna dari penguasa asing.  Dengan bantuan dari kalangan rakyat yang membentuk gerakan-gerakan pembela tanah air, ia dapat memukul mundur dan membebaskan daerah wilayah Turki dari penjajah asing.
Kemudian bersama teman-teman yang berhaluan nasionalis, seperti Ali Fuad, Dauf dan Refat, ia menentang perintah-perintah yang datang dari Sultan di Istambul, karena perintah itu banyak bertentangan dengan kepentingan Nasional Turki. Sultan Istambul saat itu masih berada di bawah pengaruh sekutu.
Dalam keadaan seperti itu Mustafa melihat perlunya diadakan pemerintahan tandingan di Anatolia.  Segera ia dengan rekan-rekannya mengeluarkan maklumat yang berisi pernyataan-pernyataan berikut:
1.       Kemerdekaan tanah air sedang dalam keadaan bahaya
2.      Pemerintah di ibukota terletak di bawah kekuasaan Sekutu dan oleh karena itu tidak dapat menjalankan tugas
3.      Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.
4.      Gerakan pembela tanah air yang telah ada harus dikoordinasikan oleh panitia nasional pusat.
5.      Untuk itu perlu diadakan kongres.
Dengan tersiarnya pengumuman ini, Mustafa diperintahkan datang ke Istambul, tetapi ia menolak sehingga ia dipecat dari jabatannya sebagai Panglima. Mustafa keluar dari dinas tentara dan ia  diangkat oleh Perkumpulan Pembela Hak-hak Rakyat cabang Erzurum sebagai ketua.
Kongres yang diadakan pertama kali di Erzurum  menghasilkan untuk membela serta mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan tanah air dan mengadakan rapat Majelis Nasional dalam waktu singkat.  Kongres kedua diadakan di Sivas dan disini diputuskan Turki harus bebas dan merdeka dan selanjutnya dibentuk Komite Perwakilan Rakyat.  Mustafa jadi Ketua.
Dalam pada itu, juga diadakan pemilihan utnuk Parlemen di Istambul dan golongan nasionalis memperoleh mayoritas. Namun Parlemen tidak dapat bekerja karena selalu mandapat intervensi dari kalangan Sekutu dan akhirnya menunda pengadaan rapat sampai waktu tidak tentu. Banyak dari anggotanya menggabungkan diri dengan Mustafa di Anatolia.
Atas usahanya dapat dibentuk Majelis Nasional Agung pada tahun 1920. Dalam sidang di Angkara, yang kemudian menjadi ibukota Republik Turki, ia dipilih sebagi Ketua.  Dalam sidang tiu diambil keputusan-keputusan berikut:
1.      Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki
2.      Majelis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi
3.      Majelis Nasional Agung bertugas sebagai badan legislatif dan badan eksekutif


4
4.      Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari Majelis Nasional Agung menjalankan tugas pemerintah
5.      Ketua Majelis Nasional Agung merangkap jabatan Ketua Majelis Negara.
Usaha yang dilakukan terus menerus olehnya dan teman-temannya digolongkan nasionalis sehingga dan menguasai lingkungan sehingga sekutu mengakui mereka sebagai penguasa di Turki.  Secara de facto  de Yure , ditandatanganilah Perjanjian Lausanne pada tanggal 23 Juli 1923 dan pemerintah Mustafa mendapat pengakuan secara luar dari internasional.
Setelah perjuangan untuk memperoleh kemerdekan dapat diraih, selanjutnya ia menghendaki perjuangan baru lagi, yaitu perjuangan untuk meperoleh dan mewujudkan peradaban Barat di Turki. Untuk mewujudkan hararapan tersebut, ia mengadakan proyek pembaharuan dalam skala besar
E.     Sekularisme Mustafa Kemal di Turki
Pemikiran pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal dipengaruhi bukan hanya oleh ide-ide golongan Barat. Menurutnya Turki dapat maju hanya dengan meniru Barat.Menurut Ahmed Agouglu, Mustafa dalam salah satu pidatonya menyatakan b ahwa kelanjutan hidup di dunia peradaban modern menghendaki agar masyarakat mengadakan perubahan dalam diri sendiri.  Pada zaman yang ilmu pengetahuannnya membawa perubahan terus menerus bagi bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi tua dan usang, tidak dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat turki harus diubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan.
Lebih lanjut Ahmed mengatakan bahwa ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan dalam bagian tertentu saja.  Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya saja, tetapi juga unsur tidak baiknya .  Peperangan antara Barat dan Timur adalah peperangan antara dua peradaban, yaitu Peradaban Barat dan Islam.  Dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian, perkakas rumah, sekolah dan institusi.  Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada kemunduran Islam, sedangkan Barat dengan sekulerismenya menimbulkan peradaban yang tinggi.  Jika berkeinginan untuk mempunyai wujud, rakyat Turki harus mengadakan sekulerisasi terhadap pandangan keagamaan.
Konsep nasionalise menurut Mustafa adalah nasionalisme Turki yang terbatas pada daerah geografisnya, dan bukan ide nosionalisme yang luas. Daerah gerografis Turki menurut Piagam Nasional tahun 1920 ditetapkan bahwa Turki melepaskan tuntutan teritorial terhadap daerah-daerah yang dahulu terletak di bawah Kerajaan Usmani kecuali daerah yag didalamnya terdapat mayoritas Turki.  Westernisme, sekulerisasi dan nasionalisme menjadi dasar pemikiaran pembaharuan yang dilakukannya.
Pembaharuannya terhadap bentuk negara dilakukan melalui sekulerisasi. Pemerintahan dipisahkan dari agama. Sultan di Istambul memang tidak ada lagi, namun sekutu masih menganggapnya sebagai penguasa Turki, Oleh sebab itu Sultan yang diundang untuk menghadiri perundingan perdamaian di Lausanne.
Kemudian melalui sidang Majelis Nasional Agung yang telah dibentuknya, Mustafa menjelaskan bahwa jabatan Khalifah dan jabatan Sultan adalah terpisah. Khalifah berada di Baghdad (pusat) sedangkan Sultan berada di daerah.
 Oleh karena itu Turki juga harus dipisahkan.  Akhirnya diputuskan untuk menghapuskan jabatan Sultan dan yang ada adalah Khalifah yang tidak mempunyai wewenang kekuasaan duniawi, tetapi kekuasaan spiritual.Dengan demikian Khalifah-khalifah di Istambul hanya merupakan lambang keislaman Turki. Penghapusan jabatan Sultan menghilangkan dualisme pemegang kekuasaan duniawi.  Dengan berbagai jalan diplomatik yang ditempuh, bentuk negara disetujui melalui Konstitusi tahun 1921 menjadi Negara Republik bukan kekhalifahan.  Sebagai Presiden terpilih adalah Mustafa Kemal Pasya.


5
Sekalipun bentuk negara telah republik dan kepala negara seorang presiden, namun Khalifah yang dipegang oleh Abdul Majid menimbukan kekacauan karena masih melaksanakan praktek-praktek lama, yakni sebagai kepala negara , dengan mengirim atau menerima wakil-wakil negara.
Selanjutnya, Mustafa berusaha menghapuskan jabatan Khallifah, spaya dualisme kepala negara dapat dihindari.  Dengan perdebatan yang sengit melalui Konverensi Majelis Nasional Agung pada tanggal 3 maret 1924 diputuskan menghapuskan jabatan Khalifah. Khalifah yang menjabat saat itu diperintahkan meninggalkan Turki bersama keluarganya perdi ke Swiss.
Dengan demikian, dualisme kepala negara telah hilang. Langkah mustafa selanjutnya adalah menghilangkan hubungan antara agama dan negara yang masih dijamin dalam konstitusi sebelumnya.  Berkat perjuangannya tercapailan harapan untuk membentuk negara Turki Sekuler tahun 1937 setelah ia menanamkan prinsip sekuler.
Dengan terbentuknya negara sekuler Turki, lembaga –lembaga keagamaan yang terdapat dalam pemerintahan, seperti Biro Syaikh Al Islam, Mahkamah Syariat dan sebagainya.  Bersama itu pula dikeluarkan berbagai peraturan atau undang-undang baru.
Westernisasi dan sekulerisasi yang dilakukan oleh pemerintahan Mustafa bukan hanya pada bidang institusi, tetapi mencakup bidang kebudayaan dan adat istiadat.  Sebab itu pemakaian terbus dilarang pada tahun 1925 dan sebagai gantinya dianjurkan pemakaian topi Barat.  Pakaian keagamaan juga dilarang dan rakyat Turki harus mengenakan pakaian barat baik pria atau wanita. Pada tahun 1935 dikeluarkan pula undang- undang yang mewajibkan warga negara Turki mempunyai nama belakang. Hari cuti resmi mingguan diubah dari hari Jumat menjadi hari Minggu.
            Melihat perkembangan sebagaimana tersebut di atas, Republik Turki merupakan negara Sekuler. Walaupun begitu, apa yang diciptakan Mustafa Kamal belum negara yang betul- betul sekuler. Memang benar telah dihapus pemakaiannya dan pendidikan agama dikeluarkan dari kurikulum sekolah, tetapi Republik Turki Mustafa Kamal masih mengurus soal agama, melalui Departemen Urusan Agama, sekolah- sekolah pemerintah untuk imam dan khatib dan fakultas Ilahiyat dari Perguruan Tinggi Negara, Universitas Istambul.
            Mustafa Kemal sebagaimana nasionalis dan pengagum peradaban Barat tidak menentang agama islam. Baginya Islam adalah agama yang rasional dan diperlukan oleh umat manusia. Namun, agama yang rasional ini telah dirusak oleh tangan manusia. Oleh sebab itu, ia melihat perlunya diadakan pembaharuan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Al Quran perlu diterjemahkan ke dalam bahasa agar mudah dipahami rakyat Turki. Azan dalam bahasa Turki mulai dilaksanakan pada tahun 1931. Fakultas Ilahiyat dibentuk untuk mempelajari pembaharuan yang diperlukan itu. Namun, usaha itu tak berhasil dan pemikiran untuk mengadakan pembaharuan
dalam islam melalui Pemerintahan ditinggalkan.
            Sekularisasi yang dijalankan oleh Mustafa Kemal, tidak menghilangkan agama. Sekularisasinya berpusat pada kekuasaan golongan utama dalam soal negara dan dalam soal politik. Oleh karena itu, pembentukan partai yang berdasarkan agama dilarang, seperti partai Islam, partai Kristen, dan sebagainya. Yang terutama ditentangnya adalah ide Negara Islam, dan pembentukan negara Islam. Negara mesti dipisahkan dari agama. Institusi-institusi negara, sosial ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan harus dibebaskan dari kekuasaan syariat. Negara dalam pada itu, menjamin kebebasan bagi rakyat.
F.     Dampak Sekulerisme di Turki
1.      Negeri dan rakyat Turki pada waktu ini (1971 M) boleh dikatakan suatu negara yang penduduknya masih beragama Islam, tetapi sudah terisolir begitu rupa dari dunia-dunia Islam yang lain. Kalau dulu di zaman khalifah dan syaikhul Islam, pengaruh Turki berkumandang ke seluruh pojok dunia maka sekarang hubungan itu sudah putus sama sekali.



6
2.      Kalau dulu Turki dianggap “Imam dunia Islam” dalam soal-soal keagamaan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, tetapi sekarang turki sudah dilupakan oleh dunia Islam. Turki sekarang sudah dianggap oleh dunia Islam negeri yang penduduknya masih beragama Islam, tetapi tidak berpengaruh apa-apa lagi. Dalam dunia politik, Turki bukan lagi suatu imam politik dari negeri - negeri Islam Asia Afrika, tetapi Turki sudah menjadi makmum, pengekor dari roda politik dunia Barat, tidak bisa lagi dimasukkan ke dalam kategori negara - negara besar”.
3.      Agama menjadi rusak atau menjadi hilang, akibat dari penukaran Qur’an suci dari bahasa Arab ke bahasa Turki, begitu juga penukaran upacara-upacara agama, seperti adzan, sembahyang, berdo’a dari bahasa Arab ke bahasa Turki maka semuanya jadi centang - prenang dan menjadi kacau. Apalagi bahasa Turki tidak mempunyai cukup istilah - istilah yang dapat menyerupai 100% apa yang terkandung di dalam bahasa Arab. Maka pengertian keagamaan pun jadi berubah. Dari corak yang dibawa Al-Qur’an suci ke corak nasionalis-Turki yang sempit.
4.      Akibat dari pada diperbolehkannya wanita Islam kawin dengan pemuda Nashara dan Yahudi, maka darahnya bangsa Turki sesudah Mustafa Kemal menjadi darah Fifty - Fifty, 50% darah islam dan 50% darah Nashara atau yahudi, kalau tidak akan dikatakan menjadi 75% darah Nashara dan darah Yahudi.
G.    Evaluasi Sekulerisme di Turki
Usaha-usaha pembaharuan diteruskan oleh para pendukungnya. Tetapi di sini dijelaskan sekali  lagi bahwa rasa keagamaan yang mendalam di kalangan rakyat Turki tidak menjadi lemah dengan sekulerisasi yang dilakukan Mustafa Kamal dan Pemerintah Nasionalis Turki. Islam telah mempunyai akar yang mendalam pada masyarakat Turki, dan payah dapat dipisahkan dari identitas nasional Turki. Orang Turki merasa dihinakan kalau dikatakan bahwa ia bukan orang islam.
Tidak mengherankan kalau tidak lama kemudian gerakan “kembali kepada agama” timbul di Turki. Di tahun 1940 imam- imam tentara mulai bertugas di angkatan bersenjata Turki. Di tahun 1949 pendidikan agama dimasukkan kembali ke dalam kurikulum sekolah selama dua jam per minggu. Setahun kemudian pendidikan agama itu dibuat bersifat wajib. Fakultas Ilahiyat yang di tahun 1933 dirubah menjadi Institut Agama Islam, dihidupkan kembali di tahun 1949. Mulai dari tahun 1950 orang- orang Turki telah dibolehkan naik haji ke Mekkah. Majalah- majalah islam mulau muncul seperti Sebil-ur- Resad dan Selamat. Ensiklopedia islam juga diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Tarekat, yang selama ini tetap mempunyai pengikut besar secara rahasia di kalangan petani dan buruh, mulai berano menonjolkan diri. Dalam bidang politik islam juga mulai memainkan rol.
Mustafa Kemal tidak menghilangkan agama Islam dari masyarakat Turki , dan mustafa Kemal memang tidak bermaksud demikian. Yang ia maksud ialah menghilangkan kekuasaan agama dan bidang politik dan pemerintahan.
















7


BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
   Dalam “sejarah dan kebudayaan Islam imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai berikut, bahwa tidak ada campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam bentuk apapun atau agama ( Mazhab agama ) seseorang itu tidak boleh menjadi perintang untuk memperoleh hak kemanusiaannya. Pada saat kehancuran Turki, pemerintahan Turki sangat berantakan. Daerah Turki banyak yang dijajah oleh Barat.
Mustafa Kemal, seorang pemimpin Turki baru, yang menyelamatkan Kerajaan Usmani dari kehancuran total dan bangsa Turki dari penjajahan Eropa. Pembaharuannya terhadap bentuk negara dilakukan melalui sekulerisasi. Pemerintahan dipisahkan dari agama. Sultan di Istambul memang tidak ada lagi, namun sekutu masih menganggapnya sebagai penguasa Turki, Oleh sebab itu Sultan yang diundang untuk menghadiri perundingan perdamaian di Lausanne.
Semenjak Mustafa Kemal meninggal, usaha-usaha pembaharuan diteruskan oleh para pendukungnya. Tetapi di sini dijelaskan bahwa rasa keagamaan yang mendalam di kalangan rakyat Turki tidak menjadi lemah dengan sekulerisasi yang dilakukan Mustafa Kamal dan Pemerintah Nasionalis Turki. Tidak mengherankan kalau tidak lama kemudian gerakan “kembali kepada agama” timbul di Turki

2.      Saran
     Demikian makalah sederhana ini kami buat terima kasih kepada para pembaca yang telah menelaah isi makalah ini yang tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena kekurangannya pengetahuan dan bahan rujukan yang ada hubunganya dengan judul makalah ini.
     Kami mengharap saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pribadi dan umumnya bagi para pembaca yang di rahmati Allah SWT.











8


DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. 1975. Jakarta: Bulan Bintang
Sani, Abdul. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam islam. 1998. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaukani, Ahmad. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam. 1997. Bandung: Pustaka Setia.

No comments:

Post a Comment